ini bukan biebershortstory gue, ini punyanya iRaisaBieber . cuma mau share aja. udh izin koook. menurut gue ceritanya bagus hoho. enjoy it!
Singapore, April 19, 2011
“Ada surat. Ada surat. Ada surat. We got +200 message today. Apa yang harus kita lakukan dengan kertas-kertas ini Justin? membuangnya? Uh, kasihan sekali!”
Hari ini adalah hari pertama #SouthEastAsia tour seorang Justin Bieber. Malam ini ia akan menggelar konser pembukaannya di Singapore.
“Surat yang satu itu. lucu sekali. Warnanya ungu, bergambarkan princess. Sepertinya kau harus baca itu, Justin!”
Justin mengangkat wajahnya ketika melihat Scooter membanting-banting ratusan amlop didepan mukanya, dan scotter menaruh satu amplop yang berbeda disampingku.
Justin: “Sudah 3 hari semenjak aku menginjakkan kaki di Asia, dan sudah berapa kali aku mendapat amplop seperti ini? sudah menumpuk dikamar hotelku!”
Scoot: “Kau sedah membaca semua?”
Justin: “aku terlalu capek, dan kurasa aku tidak ada waktu untuk membaca surat itu.”
Scoot: “Suatu saat kau pasti akan membaca semua surat-surat itu, bro.”
Scoot menepuk punggung Justin dan langsung tersenyum lebar. Ia tau anak didiknya itu sudah terlalu lelah. anak itu akan menggelar konser malam ini. dan Ia tau anak itu butuh banyak istirahat.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Malaysia, 21 April 2011.
Alfredo berlari menghampiri Justin dan langsung memeluknya.
Alfredo: “Great Job, Justin! Konsermu sangat sukses! Aku sangat bangga padamu. I gave 10 thumbs even I just have 4 thumbs for you.”
Justin: “Haha, thanks, Alfredo. Ini juga berkat para crews yang setia membantuku.”
Alfredo tersenyum lebar begitupun dengan Justin. Alfredo berbalik dan langsung menghampiri para crews dan memberikan selamat.
Justin membanting dirinya ke sofa. Ia melihat sebuah kotak berwarna ungu disebelahnya. Ia mengambil dan melihat tulisan yang tertera diatas kotak itu. –For Justin Bieber-
Justin: “Fan?”
Justin bergegas membuka kotak yang lumayan besar. Tetapi belum selesai ia menggerakkan tangannya. Seseorang berseru namanya. Dia.. Kenny!
Kenny: “Justin! Ayo kita rayakan ini!”
Justin menatap Kenny yang berada tidak jauh darinya. Justin hanya menangguk dan langsung melempar kotak itu ke tempat sampah yang berada disampingnya.
Justin: “Don’t leave me, Guys! AKU IKUT!”
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Indonesia, 23 April 2011.
Carin mendekatkan bibirnya ke telinga Scooter. Ia menatap sedikit ke arah Justin.
Carin: “Ada yang ingin bertemunya. Wanita. Bagaimana? Tetapi konser akan dimulai sebentar lagi!”
Scooter menarik nafas dalam-dalam. Lalu menggeleng.
Scoot: “Entahlah, I dunno. Mereka orang-orang penting?”
Carin: “Kurasa tidak. Dia hanya anak perempuan. Tapi aku kasihan padanya. Sepertinya ia sangat berharap sekali bisa bertemunya.”
Scoot: “Bagaimana kalau aku yang bertanya pada Justin?”
Carin mengangguk. Lalu Scooter berjalan ke arah Justin yang sedang menunggu di backstage.
Justin: “Hey, Scoot! Ada apa?”
Scoot: “Ada yang…..”
Belum selesai Scooter menyelesaikan kata-katanya. Terdengar keras suara dari atas stage. Justin tau namanya sudah dipanggil ribuan Indonesian Beliebers dan sudah waktunya untuk ia menghibur para fansnya itu.
Justin: “Scoot, I’m sorry. Aku harus naik panggung sekali. Bye.”
Justin berlari menaiki tangga yang menuju atas panggung. Scooter hanya menelan ludahnya ketika harus menggelengkan kepalanya ke arah Carin. Carin terlihat sangat kecewa dan hanya menunduk.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
26 April 2011.
Justin merasa ada yang janggal dengan hari-harinya. Tidak seperti hari-hari biasanya. Hari ini tidak ada yang membuatnya pusing lagi. Masalah surat. Sudah 2 hari ini ia tidak mendapat kiriman surat-surat itu. amplop dan kotak berwarna ungu bergambarkan princess itu kini tak lagi didapatnya. Ada apa? Tumben sekali.
konser south east asia nya telah usai. Dan kini ia harus beristirahat sebentar untuk melanjutkan konsernya di Brisbane, Australia. Ia bergegas turun dari ranjang hotelnya dan meraih sebuah kotak. Ia membukanya dan mengambil salah satu amplop bergambar princess itu. matanya mulai tertuju pada tulisan-tulisan yang sudah tidak terlihat bagus. Ia membacanya dengan susah payah.
Note:
19, April 2011.
Dear Justin Bieber, hello kak, perkenalkan namaku Claire. Aku tidak tau apa kakak membaca semua surat-surat yang sudah aku kasih. Aku yakin pasti surat ku itu adalah surat yang paling aneh dari surat-surat yang lain. Aku tidak suka memakai amplop putih. Jadi kupikir memakai amplop berawarna lebih menarik. Ada beberapa hal yang membuatku memakai amlop ini. pertama, aku suka sekali dengan warna ungu. Entah karena apa. Karena kakak? Memang hanya kakak saja yang suka warna Ungu :p hehe, aku hanya bergurau. Ada lagi, kenapa aku memilih princess? Boleh aku bercerita? Hidupku tidak seindah cerita para princess. Di akhir cerita, pasti mereka akan hidup bahagia bersama Prince mereka. Apa aku harus iri? Karena aku tau hidup aku tidak akan bisa berakhir seperti mereka. Tidak akan ada Prince yang mau bersamaku. Bersama orang yang mengidap penyakit mematikan sepertiku. Tidak akan ada Prince yang mau menemani wanita yang kehilangan rambutnya karena obat-obat yang menyakitkan itu. apa ada Prince yang ingin mengajak berdansa orang seperti itu? seperti aku?
Justin menarik nafas dalam-dalam. Matanya sudah tidak bisa berkedip. Dengan cepat ia ia meraih amplop-amplop yang lainnya.
Note:
20, April 2011.
Kak, dokter berkata bahwa aku mengidap penyakit Leukimia. Dan dokter menyarankanku untuk mengikuti kemoterapi. Katanya itu akan membuat baik keadaanku. Tapi, aku sudah sering membaca buku. Kemo itu terlihat menyeramkan. Aku takut. Apa yang harus aku lakuin? Apa aku harus menjerit ketika kemo berjalan? Atau aku harus menangis? Atau aku harus tabah dan tidak bereaksi?
Justin tidak berhenti menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia membuka mulutnya lebar. Apa yang sudah ia perbuat? Ia menyia-nyiakan hidup orang? Apa itu benar?
Note:
21, April 2011.
Kak, ternyata Kemotrapi tidak seperti yang aku bayangkan. Tidak terlalu sakit. Kakak tau kenapa? Karena ketika proses kemo berjalan aku tidak berhenti bercerita tentang Justin Bieber ke para dokter dan suster :p mereka tertarik loh sama Kakak. Dan mereka bilang suatu saat pasti aku pasti bisa bertemu kakak. Dan, suster disana juga ramah-ramah, mereka bersedia memasang lagu-lagu kakak, yang aku bawa dari rumah. Aku paling suka lagu Never Say Never. Ya, memang benar! Tidak ada yang tidak mungkin asal kita never say never. Yaaaa… aku senang. Walau kemo kali ini membuat rambutku rontok lebih banyak dari sebelumnya. Tapi aku akan lakukan apapun yang akan membuatku sehat kembali :D
Justin hanya tersenyum ketika membaca surat yang satu ini. lalu ia mengambil amplop-amplop yang lain.
Note:
22, April 2011
Kakaaaaaaaaaaaaaaaaak, apa kabar? Gimana? Sudah liat hasil karyaku? Yang ada di kotak ungu itu. itu aku sendiri loh yang gambar. Ya walau sekarang aku sudah mulai susah menulis. Apalagi menggambar. Tapi caricature itu bagus atau tidak? Kalau bagus aku sangat berterima kasih :p tapi kalau tidak… memang itu jelek ;) hehe, Oh ya kak, Aku liat di tv-tv rumah sakit sekarang. Kakak sudah sampai Indonesia bukan? Semoga saja aku akan bertemu kakak nanti.
Justin menelan ludahnya dengan susah payah. Kotak? Kotak ungu? Jadi itu? yang sudah ia buang? Itu hasil karya Claire. Yang ia sudah susah payah buat. Kenapa harus ia buang?
Note:
23 April, 2011.
Aku tau kakak sibuk sehingga tidak bisa menemuiku. Tadi aku bertemu Carin. Aku memintanya untuk bertemu denganmu. Aku sangat memohon padanya. Tetapi, beberapa saat kemudian ia menghampiriku bersama Scooter Braun. Dan mereka bilang kau sudah naik panggung. Aku sedikit kecewa, tapi aku tau. Itu tugas kakak untuk menghibur belieber bukan?
Tangan Justin bergetar sedikit. Ia memutar otaknya mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ia menundukkan kepalanya ketika ia mengingat ketika Scooter tidak bisa melanjutkan kata-katanya ketika namannya sudah dipanggil untuk naik panggung. Apa yang dimaksud Scooter adalah Claire? Claire yang ingin menemuinya?
Note:
24, April 2011.
Dokter berkata bahwa umurku sudah tidak lama. Dokter bilang tidak ada harapan lagi untukku. Aku lemas kak. Aku sudah tidak kuat. Maafkan aku kak kalau aku sudah tidak bisa menulis pesan untuk kakak. Maafkan aku jika sudah tidak ada amplop ungu bergambar princess yang menyempil diantara ratusan bahkan ribuan amplop putih yang kakak dapat setiap hari. Maafkan aku kalau aku kalau kakak tidak bisa membaca ceritaku lagi. Mungkin ceritaku dan suratku akan berakhir disini. Di kertas ini. maafkan aku juga kak, kalau beliebers berkurang 1 orang sekarang. Maaf kan aku, aku akan selalu mengingat kakak. Kapan pun. dimana pun aku akan tinggal sehabis ini. Loves, Claire.
Justin tidak bisa membendung air matanya. Dengan begitu saja ia mengeluarkan air matanya. Air matanya jatuh begitu saja dikertas yang ditulis Claire. Justin tau apa maksud kertas terakhir Claire. Dan dia juga tau kenapa tidak ada lagi amlpop-amplop ungu yang biasa ia dapat. Dan ia tau… dia telah menghancurkan hidup seorang belieber.
Justin berlari menuju pintu hotel. Kakinya berhenti melangkah ketika mendengar suara dari sela-sela pintu.
Carin: “Scoot, Claire, wanita yang aku temukan di konser Indonesia kemarin telah meninggal dunia. 2 hari yang lalu. Dia yang menulis surat-surat untuknya dengan amplop ungu itu. dia… Claire.”
Tangis justin pecah begitu saja disitu. Kakinya lemas dan tubuhnya kaku tidak bisa bergerak lagi. Andai waktu bisa diulang. Justin akan melakukan apapun untuk gadis mengidolakannya itu. untuk gadis yang setia berbagi cerita untuknya. Untuk gadis yang telah menyadarkannya.
Andai semua bisa terulang lagi… Claire…
THE END :')