Dalam hidup
ini, semua bermula dari suatu kesederhanaan. Lalu teknologi merubah
kesederhanaan itu menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dalam
segala aspek kehidupan manusia. Dunia ini seakan tak lepas dari
informasi, dan dunia ini sangat membutuhkan kehadiran teknologi
untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pada akhirnya kita harus
mengkonsumsi teknologi informasi juga komunikasi lebih jauh.
Nah, konsumsi akan teknologi menjadikan teknologi semakin canggih
seiring perkembangan jaman. Bahkan dengan kecanggihan itu, kita
semakin mudah mendapatkan informasi dan semakin mudah untuk berkomunikasi.
Teknologi juga menjadikan kita seolah-olah hidup tanpa jarak, semua
terasa dekat dengan kehadiran teknologi.
Awalnya
teknologi hanya untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya, tetapi
seiring perkembangan jaman, terjadilah pengalihan fungsi teknologi.
Seperti Handphone, dulu Handphone hanya digunakan untuk sarana
berkomunikasi dan hanya digunakan oleh kalangan-kalangan tertentu yang biasanya
adalah pebisnis yang sangat membutuhkan Handphone. Namun, seiring
perkembangan jaman, Handphone kini semakin lengkap dengan adanya fitur-fitur
menarik dan digunakan oleh semua kalangan terutama kalangan remaja. Handphone
kini bukan sekedar alat komunikasi melainkan sudah menjadi gaya hidup sebagian
besar masyarakat.
Kini dunia
Handphone adalah dunia untuk berkomunikasi,
bebagi, dan hiburan berupa gambar, suara, games, tulisan, musik serta video.
Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, Handphone dilengkapi
fitur-fitur seperti internet, games, musik, video, kamera, dll
sebagai penunjang kemajuan teknologi. Hanya dengan Handphone, kita dapat
mengusung banyak informasi melalui fitur Handphone yang disebut
internet. Internet merupakan sumber informasi terupdate tetapi jangan percaya
sepenuhnya karena ada juga yang belum pasti keberadaannya. Kini
Handphone didominasi dengan fitur internet terutama jejaring sosial seperti
Facebook, Facebook kini sahabat karib seorang remaja di hidup ini. Di
kalangan remaja, Handphone digunakan sebagai alat komunikasi yang multi fungsi,
Karena multi fungsi tersebut, para remaja dapat menggunakannya secara positif dan
negatif yang tergantung pada setiap individu.
Remaja saat ini sudah tidak asing lagi dengan era digital, khususnya
internet. Namun ternyata penyebaran internet masih belum merata. Masih banyak yang kesulitan dalam berhadapan dengan media
canggih ini. Entah itu faktor akses kah, atau pendidikan, kebudayaan, dan
lain-lain. Ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang terasing daru
dunia virtual. Untuk itu,Ronald E. Rice dan Caroline Haythornthwaite membagi
kedalam dua perspektif penggunaan internet yakni perspektif pesimis, dan
optimis. Perspektif Optimis Internet adalah dengan menggunakan internet maka setiap
orang dapat lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, dan dengan cepat dan
mudah dapat mendapatkan berbagai informasi. Sedangkan Perspektif Pesimis
Internet adalah dengan adanya internet dapat memberikan dampak negatif seperti
melakukan kejahatan dalam dunia maya. Masyarakat dapat membuat akun sosial
media secara gratis dan sebanyak-banyaknya. Hal ini malah disalah gunakan oleh
para oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka dapat melakukan berbagai
kejahatan seperti, Penipuan dan Penculikan.
Seperti
yang disebutkan oleh Van Dijk (1999) bahwa ada empat kendala yang mempengaruhi
penggunaan New Media atau media baru. Antara lain:
1.
Orang atau pengguna. Biasanya terjadi pada orang-orang tua atau orang
lanjut usia yang mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan teknologi.
Atau juga orang-orang yang memiliki pengalalaman pertama yang buruk tentang
teknologi tersebut.
2.
Kesulitan atau tidak adanya akses untuk komputer dan jaringan.
3.
Kurangnya keramahan pengguna dan gaya penggunaan menarik
4. Kurangnya
kesempatan penggunaan yang signifikan.
Hal-hal
tersebut dapat memunculkan adanya kesenjangan teknologi di dalam masyarakat
khususnya di Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang terbagi dalam banyak
kalangan dan kelas sosial seperti gender, rasa tau suku, tingkat pendapatan,
tingkat pendidikan, kecakapan teknis, dan faktur usia. Kebanyakan orang yang
sudah berusia lanjut merasa bahwa teknologi bukanlah lagi bagian dari dunianya.
Sehingga ketika mereka diperkenalkan dengan teknologi, mereka cenderung
menghindar, dan ketika mereka akhirnya terpaksa harus dihadapkan pada situasi
yang mengharuskan dirinya menggunakan teknologi, disitulah mereka mendaptkan
masalah. Mereka akan mengalami pengalaman buruk saat pertama kali berinteraksi
dengan teknologi. Di Indonesia
sendiri kendala tersebut sedikit banyak memang terasa, salah satunya faktor
orang tua yang merasa terintimidasi dengan keberadaan new media. Mengapa mereka
merasa terintimidasi? Hal ini karena mereka merasa bahwa teknologi new media
bukanlah dunia mereka. Para senior merasa teknologi new media adalah ranahnya
para generasi muda. Tetapi karena mereka turut hidup di era digital ini, mereka
seringkali terpaksa untuk bersentuhan dengan teknologi new media. Contoh kasus
yang terjadi di Indonesia misalnya bagi orang-orang yang tinggal di Jabodetabek mestinya
tidak asing lagi dengan Commuterline, yakni transportasi umum seribu umat yang
sesak pada rush hour itu. Saat ini pemerintah
menerapkan sistem e-money agar mempercepat transaksi. Semua penumpang diwajibkan
memakai e-money. Bagi yang belum paham mengenai e-money, pasti akan merasa
terbebani. Masalah
utama dari belum berkembangnya metode pembayaran e-money di Indonesia adalah
soal kebiasaan dan kepercayaan. Konsumen masih lebih nyaman untuk merasakan
secara fisik, uang cash.
Pengguna jasa transportasi busway, KRL, bayar tol, parkir kendaraan, sudah mulai lazim menggunakan e-money, e-ticketing, tap card, flash card. Kebutuhan akan sistem pembayaran yang aman, andal, cepat, dan efisien dari hari ke hari kian meningkat. Berawal dari kekhawatiran akan risiko pencurian, kesulitan bertransaksi jika salah satu pihak tidak berada di tempat yang sama, serta transaksi yang mendesak yang harus diselesaikan pada saat itu juga. Selain membebani dengan ongkos yang cukup tinggi, waktu yang lama, risiko kehilangan dan uang rusak pun tidak dapat dihindari.
Banyak sekali keuntungan dari penggunaan e-money, yakni pengelolaan uang elektronik lebih mudah dibandingkan uang tunai karena yang dibutuhkan bukanlah ruang penyimpanan yang besar ataupun personel penghitung uang, namun kapasitas memori jaringan teknologi informasi yang besar dan tentu saja bersifat maya sehingga tidak repot mengurus penyimpanannya, lalu segala aktivitas transaksi elektronik menuntut sistem teknologi informasi yang handal dan valid dalam memonitor dan menyimpan data transaksi elektronik yang terjadi. Selanjutnya, e-money mampu mengeliminasi peredaran uang palsu. Adanya uang palsu yang bukan merupakan alat transaksi yang sah tentu saja sangat merugikan merchant karena itu sama saja mereka tidak mendapat timbal balik atas kerja pelayanan kepada konsumen. Selain itu, peningkatan efisiensi, yakni kemudahan pengelolaan, pengawasan dan potensi kerjasama dalam jangka panjang dalam operasional bisnis maupun pelayanan publik yang dijalankan merchant.
Nah, banyak sekali bukan manfaat e-money itu sendiri? Sekarang zaman sudah
semakin maju, tinggal dari kitanya saja mau atau tidak ikut berkembang bersama
zaman yang serba modern ini. Apabila orang-orang masih menutup diri untuk tidak
terlibat dengan era digital, maka hal itu akan merugikan dirinya sendiri. Tidak
ada yang salah dari mempelajari sesuatu yang baru, bukankan menambah ilmu yang
bermanfaat itu baik?
SUMBER:
Lievrouw, Leah A. & Sonia
Livingstone. 2006, Handbook of New Media: Social Shaping and Social
Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter
4: “Perspective On Internet Use : Access, Involement, and Interaction.
http://tekno.liputan6.com/read/2043320/orang-indonesia-masih-takut-pakai-e-moneyhttp://kazebay-uknow.blogspot.co.id/2012/10/e-money-why.html
Penulis:
Melati Permai Lestari
F1C014017