Pages

25.3.16

Teknologi Komunikasi: Sekarang, uang bukan hanya berupa kertas!




Dalam hidup ini, semua bermula dari suatu kesederhanaan. Lalu teknologi merubah kesederhanaan itu menjadi sesuatu yang  sangat bermanfaat dalam segala aspek kehidupan manusia. Dunia ini seakan tak lepas dari informasi,  dan dunia ini sangat membutuhkan kehadiran teknologi untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pada akhirnya kita harus mengkonsumsi teknologi informasi juga komunikasi lebih jauh. Nah,  konsumsi akan teknologi menjadikan teknologi semakin canggih seiring perkembangan jaman. Bahkan dengan kecanggihan itu,  kita semakin mudah mendapatkan informasi dan semakin mudah untuk berkomunikasi. Teknologi juga menjadikan kita seolah-olah hidup tanpa jarak,  semua terasa dekat dengan kehadiran teknologi.

Awalnya teknologi hanya untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhannya, tetapi seiring perkembangan jaman,  terjadilah pengalihan fungsi teknologi. Seperti Handphone,  dulu Handphone hanya digunakan untuk sarana berkomunikasi dan hanya digunakan oleh kalangan-kalangan tertentu yang biasanya adalah pebisnis yang  sangat membutuhkan Handphone. Namun, seiring perkembangan jaman, Handphone kini semakin lengkap dengan adanya fitur-fitur menarik dan digunakan oleh semua kalangan terutama kalangan remaja. Handphone kini bukan sekedar alat komunikasi melainkan sudah menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat.

Kini dunia Handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, bebagi, dan hiburan berupa gambar, suara, games, tulisan, musik serta video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, Handphone dilengkapi fitur-fitur seperti internet, games, musik, video, kamera,  dll sebagai penunjang kemajuan teknologi. Hanya dengan Handphone, kita dapat mengusung banyak informasi melalui fitur Handphone  yang disebut internet. Internet merupakan sumber informasi terupdate tetapi jangan percaya sepenuhnya karena ada juga yang  belum pasti keberadaannya. Kini Handphone didominasi dengan fitur internet terutama jejaring sosial seperti Facebook, Facebook kini sahabat karib seorang remaja di hidup ini. Di kalangan remaja, Handphone digunakan sebagai alat komunikasi yang multi fungsi, Karena multi fungsi tersebut, para remaja dapat menggunakannya secara positif dan negatif  yang tergantung pada setiap individu.


Remaja saat ini sudah tidak asing lagi dengan era digital, khususnya internet. Namun ternyata penyebaran internet masih belum merata. Masih banyak yang kesulitan dalam berhadapan dengan media canggih ini. Entah itu faktor akses kah, atau pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain. Ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang terasing daru dunia virtual. Untuk itu,Ronald E. Rice dan Caroline Haythornthwaite membagi kedalam dua perspektif penggunaan internet yakni perspektif pesimis, dan optimis. Perspektif Optimis Internet adalah dengan menggunakan internet maka setiap orang dapat lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, dan dengan cepat dan mudah dapat mendapatkan berbagai informasi. Sedangkan Perspektif Pesimis Internet adalah dengan adanya internet dapat memberikan dampak negatif seperti melakukan kejahatan dalam dunia maya. Masyarakat dapat membuat akun sosial media secara gratis dan sebanyak-banyaknya. Hal ini malah disalah gunakan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka dapat melakukan berbagai kejahatan seperti, Penipuan dan Penculikan.

Seperti yang disebutkan oleh Van Dijk (1999) bahwa ada empat kendala yang mempengaruhi penggunaan New Media atau media baru. Antara lain: 
1. Orang  atau pengguna. Biasanya terjadi pada orang-orang tua atau orang lanjut usia yang mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan teknologi. Atau juga orang-orang yang memiliki pengalalaman pertama yang buruk tentang teknologi tersebut.
2. Kesulitan atau tidak adanya akses untuk komputer dan jaringan.
3. Kurangnya keramahan pengguna dan gaya penggunaan menarik
4. Kurangnya kesempatan penggunaan yang signifikan. 

Hal-hal tersebut dapat memunculkan adanya kesenjangan teknologi di dalam masyarakat khususnya di Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang terbagi dalam banyak kalangan dan kelas sosial seperti gender, rasa tau suku, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, kecakapan teknis, dan faktur usia. Kebanyakan orang yang sudah berusia lanjut merasa bahwa teknologi bukanlah lagi bagian dari dunianya. Sehingga ketika mereka diperkenalkan dengan teknologi, mereka cenderung menghindar, dan ketika mereka akhirnya terpaksa harus dihadapkan pada situasi yang mengharuskan dirinya menggunakan teknologi, disitulah mereka mendaptkan masalah. Mereka akan mengalami pengalaman buruk saat pertama kali berinteraksi dengan teknologi. Di Indonesia sendiri kendala tersebut sedikit banyak memang terasa, salah satunya faktor orang tua yang merasa terintimidasi dengan keberadaan new media. Mengapa mereka merasa terintimidasi? Hal ini karena mereka merasa bahwa teknologi new media bukanlah dunia mereka. Para senior merasa teknologi new media adalah ranahnya para generasi muda. Tetapi karena mereka turut hidup di era digital ini, mereka seringkali terpaksa untuk bersentuhan dengan teknologi new media. Contoh kasus yang terjadi di Indonesia misalnya bagi orang-orang yang tinggal di Jabodetabek mestinya tidak asing lagi dengan Commuterline, yakni transportasi umum seribu umat yang sesak pada rush hour itu. Saat ini pemerintah menerapkan sistem e-money agar mempercepat transaksi. Semua penumpang diwajibkan memakai e-money. Bagi yang belum paham mengenai e-money, pasti akan merasa terbebani. Masalah utama dari belum berkembangnya metode pembayaran e-money di Indonesia adalah soal kebiasaan dan kepercayaan. Konsumen  masih lebih nyaman untuk merasakan secara fisik, uang cash.

Pengguna jasa transportasi busway, KRL, bayar tol, parkir kendaraan, sudah mulai lazim menggunakan e-money, e-ticketing, tap card, flash card. Kebutuhan akan sistem pembayaran yang aman, andal, cepat, dan efisien dari hari ke hari kian meningkat. Berawal dari kekhawatiran akan risiko pencurian, kesulitan bertransaksi jika salah satu pihak tidak berada di tempat yang sama, serta transaksi yang mendesak yang harus diselesaikan pada saat itu juga. Selain membebani dengan ongkos yang cukup tinggi, waktu yang lama, risiko kehilangan dan uang rusak pun tidak dapat dihindari.

Banyak sekali keuntungan dari penggunaan e-money, yakni 
pengelolaan uang elektronik lebih mudah dibandingkan uang tunai karena yang dibutuhkan bukanlah ruang penyimpanan yang besar ataupun personel penghitung uang, namun kapasitas memori jaringan teknologi informasi yang besar dan tentu saja bersifat maya sehingga tidak repot mengurus penyimpanannya, lalu segala aktivitas transaksi elektronik menuntut sistem teknologi informasi yang handal dan valid dalam memonitor dan menyimpan data transaksi elektronik yang terjadi. Selanjutnya, e-money mampu mengeliminasi peredaran uang palsu. Adanya uang palsu yang bukan merupakan alat transaksi yang sah tentu saja sangat merugikan merchant karena itu sama saja mereka tidak mendapat timbal balik atas kerja pelayanan kepada konsumen. Selain itu, peningkatan efisiensi, yakni kemudahan pengelolaan, pengawasan dan potensi kerjasama dalam jangka panjang dalam operasional bisnis maupun pelayanan publik yang dijalankan merchant.
Nah, banyak sekali bukan manfaat e-money itu sendiri? Sekarang zaman sudah semakin maju, tinggal dari kitanya saja mau atau tidak ikut berkembang bersama zaman yang serba modern ini. Apabila orang-orang masih menutup diri untuk tidak terlibat dengan era digital, maka hal itu akan merugikan dirinya sendiri. Tidak ada yang salah dari mempelajari sesuatu yang baru, bukankan menambah ilmu yang bermanfaat itu baik?

SUMBER:

Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006,  Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter  4: “Perspective On Internet Use : Access, Involement, and Interaction.
http://tekno.liputan6.com/read/2043320/orang-indonesia-masih-takut-pakai-e-moneyhttp://kazebay-uknow.blogspot.co.id/2012/10/e-money-why.html



Penulis:
Melati Permai Lestari
F1C014017

No comments:

Post a Comment